
Bagi Pemerintah Kabupaten Sidrap, sambung Nurkanaah, acara ini menjadi momentum untuk menegaskan komitmen pembangunan SDM di sektor keagamaan sekaligus menggerakkan potensi sosial-ekonomi masyarakat.

“Dengan ditunjuknya Sidrap sebagai tuan rumah Kemah Tahfidz dan Bahasa VIII Kolaborasi Pembinaan Santri dan Pemberdayaan Warga Muhamamdiyah Aisyiyah akan menegaskan kembali kembali komitmen pembangunan SDM di sector keagamaan,” kuncinya.
Dalam pertemuan tersebut juga diputuskan bahwa lokasi kegiatan dialihkan dari Lapangan Bambu Runcing ke kawasan Masjid Agung Sidrap yang berada di jalur utama Trans Sulawesi. Lokasi baru ini dinilai lebih representatif untuk memperluas jangkauan dakwah sekaligus memudahkan akses masyarakat umum.
Panitia juga telah membangun kerja sama dengan berbagai instansi pemerintah guna mendukung kelancaran acara. Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidrap dan Perpustakaan Daerah yang berada dekat Masjid Agung telah menyediakan fasilitas mereka untuk sejumlah cabang perlombaan. Dukungan ini memperlihatkan sinergi antara institusi pendidikan dan kegiatan keagamaan.
Rektor Institut Kesehatan Muhammadiyah Sidrap, Dr. H. Muhammad Tahir, S.KM., M.Kes., juga menyambut baik pelaksanaan acara ini. Ia menyatakan kesiapan institusinya menyediakan auditorium kampus sebagai lokasi seminar dan wisuda tahfiz Qur’an 30 Juz. Peserta wisuda merupakan santri perwakilan dari pesantren Muhammadiyah–‘Aisyiyah se-Sulawesi Selatan yang telah menyelesaikan hafalan secara penuh.
Kemah ini bukan semata ajang kompetisi atau pertemuan santri, melainkan forum strategis pembinaan karakter, literasi keislaman, kemampuan berbahasa, serta penguatan kepemimpinan santri Muhammadiyah yang moderat dan mampu berjejaring.
“Kemah ini juga menjadi bagian dari persiapan kontingen Sulawesi Selatan menghadapi ajang nasional seperti Olimpiade Ahmad Dahlan dan Kemah Santri Nasional, dengan pembinaan yang lebih sistematis dan optimal,” jelas Ketua Panitia Wilayah Haidir Fitra Siagian. (AS).